Cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia: Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib
Cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia adalah kisah cerita rakyat dari toraja sulawesi selatan tentang seorang anak bernama Tulang didi dan Ayam jantan Ajaib.
Cerita rakyat tana toraja yang dipublikasikan blog fiksi ini bukanlah cerita rakyat toraja yang singkat atau dongeng pendek tetapi dongeng cerita rakyat toraja dalam bahasa indonesia menceritakan mengenai anak pembawa keberuntungan yang difitnah.
Mengenai cerita rakyat dari toraja beberapa waktu yang lalu cerita rakyat toraja lakipadada telah dipublikasikan blog fiksi ini. Dan untuk kali ini judul cerita rakyat toraja tulang didi' dan ayam jantan yang akan disajikan kepada pembaca.
Bagaimana kisah dalam contoh cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia. Untuk lebih jelasnya cerita rakyat suku toraja dari sulawesi selatan, disimak saja dongeng dan cerita rakyat toraja tulang didi' dibawah ini
Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib
Dikisahakan dalan cerita rakyat orang toraja, Pada zaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang bernama Dopang dan Bangun. Ketika itu Bangun sang istri sedang hamil tua, selama masa hamil dia suka memakan telur ayam.
Akhirnya sang bayi pun lahir, pasangan Dopang dan Bangun memiliki bayi laki-laki yang sehat. Mereka memberi nama bayi laki-laki tersebut yaitu Tulang Didi. Dukun yang membantu proses kelahiran itu, melihat sesuatu yang aneh dengan bayi Tulang Didi.
Sang Dukun seperti melihat keajaiban pada bayi tersebut.
"Anak kalian yang masih bayi ini kelak akan membawa keberuntungan, bukan hanya untuk kalian berdua tetapi juga seluruh rakyat Toraja," ucap dukun itu, dalam cerita rakyat yang berasal dari toraja
Cerita Tulang Didi yang akan membawa kemakmuran rakyat Tana Toraja pun, tersebar luas. Semua warga suku toraja gembira mendengarnya. Mereka semua membicarakan tentang Tulang Didi.
Tetapi selalu saja ada orang-orang tertentu yang malah dengki, mendengar kabar baik tentang kelahairan anak yang akan membawa keberuntungan bagi rakyat Tana Toraja.
Warga yang benci itu kemudian menyebarkan fitnah, bahwa Tulang Didi kelak akan menyebabkan datangnya musibah kepada seluruh suku Toraja. Sepertinya banyak warga yang percaya mendengar fitnah tersebut.
Para warga mulai ribut mendengar hal buruk itu dan langsung mendatangi keluarga Dopang.
"Hai Dopang, ketahuilah anakmu kelak akan membawa musibah bagi suku ini, maka kami meminta kamu untuk membuang anakmu," ucap para warga dalam cerita rakyat tana toraja.
Dopang pun berpikir keras menghadapi masalah yang tidak terduga ini.
"Baiklah...jika kalian memaksa seperti itu aku tidak hanya akan membuang anakku tetapi juga akan membunuhnya, hanya saja anak ini masih bayi nanti jika umurnya sudah 12 tahun aku akan membunuhnya di hutan sana," ucap Dopang dalam dongeng dan cerita rakyat dari toraja sulawesi selatan.
Setelah itu Dopang dan istrinya Bangun pun masuk kedalam rumah. Lalu Bangun mulai bertanya kepada suaminya,
"Bang, kamu tidak serius kan? Mau membunuh anak kita ketika 12 tahun?
"Dopang kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Bangun.....
Kasih Sayang Seorang Ayah Kepada Anaknya (tulang didi)
Waktu cepat berlalu, Tulang Didi sudah menginjak usia 12 tahun. Waktu yang telah ditentukan pun tiba, pagi itu Dopang sudah bersiap membawa Tulang Didi ke tengah hutan.
Bangun sangat sedih berpisah dengan anaknya, Tulang Didi pun juga tidak mengerti kenapa ayahnya mengajak ke hutan dan ibunya menangis.
Meskipun masih anak-anak, Tulang Didi tidak hanya bisa bermain. Ayahnya sejak lama mengajarkan Tulang Didi cara bercocok tanam.
Dopang dan Tulang Didi berjalan masuk ke dalam hutan, dia sengaja masuk ke dalam hutan yang lebat dan sangat jauh dari kampungnya. Setelah sampai di tempat tujuan mereka pun mulai istrahat.
Ketika malam telah tiba, mereka oun mulai makan ayam panggang di dalam gua yang ditempatinya saat istirahat.
Lalu Dopang mulai bercerita kepada anaknya,
"Nah sekarang ayah akan menceritakan tujuan kita kemari.
" Dopang pun mulai menceritakan semua yang terjadi, Tulang Didi pun mendengarkan dengan seksama.
"Tentunya ayah tidak mungkin membunuhmu, ayah sengaja membawa seekor ayam untuk membuat parang itu terdapat bercak darah, ayah akan bilang ke warga kampung bahwa itu darahmu. Gua ini sudah ayah siapkan sejak lama untukmu," ucap Dopang. yang dikisahkan dalam dongeng dan cerita rakyat yang berasal dari toraja sulawesi selatan
Dopang meninggalkan Tulang Didi sendirian dan memberitahukan kepada Tulang Didi untuk pulang setelah 5 tahun. Sesampainya di rumah, Dopang pun memanggil para warga dan menunjukkan parang yang berlumuran darah.
Sementara itu di hutan, Tulang Didi mulai menjalani hidup seorang diri. Dia pun segera bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain bercocok tanam dia juga berburu hewan-hewan liar.
Sedangkan di kampung, setelah ditinggal Tulang Didi terjadi bencana gagal panen akibat diserang oleh hama tikus.
Bukan hanya hama tikus, kekeringan juga melanda kampung tersebut akibatnya banyak sawah yang padinya mati karena kurang air.
Bencana terjadi silih berganti selama bertahun-tahun lamanya.
Pertemuan Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib
Kisah cerita selanjutnya dalam cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia. Pagi itu, seperti biasanya Tulang Didi bangun pagi-pagi sekali, tetapi ada keanehan.
Tidak biasanya dia mendengar suara ayam jantan berkokok. Tulang Didi langsung keluar gua dan melihat ayam jantan di depan gua.
"Wah ayam yang sangat bagus,"ucap Tulang Didi.
Lalu ayam tersebut berbicara:
"Terima kasih tapi aku lapar sekali., Apa kamu masih punya makanan?"
"Hey kamu bisa bicara?"tanya Tulang Didi dengan heran.
"Apa kamu tidak dengar, cepat aku lapar sekali
" Kata ayam tersebut.
Tulang Didi yang masih merasa heran, segera memberikan makanan kepada ayam jantan tersebut.
Setelah ayam jantan selesai makan, dia pun menceritakan jika dia adalah pengawas hutan tersebut dan dia juga mengetahui alasan Tulang Didi berada di hutan itu.
Ternyata ayam jantan itu sudah mengawasi Tulang Didi dari awal, serta akan mengantarkannya kembali ke kampung halamannya karena Tulang Didi akan genap berusia 17 tahun. Ayam jantan itu juga menceritakan tentang kampungnya yang dilanda bencana selama bertahun-tahun.
Mendengar hal tersebut Tulang Didi meminta untuk mengajaknya pulang, namun ayam jantan melarang untuk pergi karena masih kurang sebulan lagi dia diperbolehkan pulang ke kampungnya.
Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib kembali ke kampung halaman
Selanjutnya dalam legenda cerita rakyat orang toraja. Tulang Didi akhirnya memiliki teman ayam jantan yang bisa berbicara, dia pun bahagia dan tidak merasa kesepian lagi.
Satu bulan kemudian, Tulang Didi genap berusia 17 tahun. Sudah saatnya dia pulang ke kampungnya.
Setelah sampai dikampung dia pun terkejut melihat kampungnya yang kering dan sudah lama sekali tidak ada hujan yang turun.
Keanehan mulai terjadi ketika Tulang Didi berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba saja muncul awan hitam dan petir yang menyambar kesana kemari.
Tidak lama kemudian hujan deras mulai turun, Tulang Didi akhirnya dapat bertemu dengan kedua orangtuanya setelah berpisah selama 5 tahun.
Setelah masuk kedalam rumah, Tulang Didi mulai menceritakan selama dia berada di gua dan tidak lupa juga bercerita tentang ayam tersebut.
"Terima kasih ayam, kamu sudah menjaga putraku selama ini,"ucap Dopang dalam cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia.
Ayam jantan menjawab,
"Hehehe...tidak perlu sungkan, anakmu ditakdirkan membawa kemakmuran di kampung ini lagi pula aku sekarang lapar."
"Ibu hanya memiliki makanan seperti ini, lihatlah kampung kita sudah bertahun-tahun kesulitan pangan, Hujan pun baru turun saat kedatanganmu,
" kata Bangun ibu tulang didi'.
Keesokan harinya, pagi hari itu seluruh warga kampung terkejut, melihat kampung mereka yang kekeringan berubah menjadi subur. Dopang mulai memanggil seluruh warga kampung agar berkumpul di depan rumahnya.
"Saudara-saudara lihatlah kampung kita kembali menjadi subur, sesungguhnya apa yang dikatakan dukun beranak dahulu itu benar bahwa anakku akan membawa kemakmuran bagi kampung ini," ucap Dopang kepada warga kampung dalam cerita rakyat toraja dalam bahasa indonesia.
Mulai saat itu warga mulai meminta maaf dan memberitahukan jika dia yang menyebarkan fitnah kepada Tulang Didi. Dopang yang mendengar hal itu, langsung memaafkan warga tersebut.
Perpisahan Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib
Pada sebuah malam bulan purnama yang bersinar terang, ayam jantan mulai berpisah dengan Tulang Didi karena tugasnya sudah selesai.
"Tulang Didi saatnya kita berpisah, aku akan pergi ke bulan untuk tugas yang baru," kata ayam jantan.
Tulang Didi yang mendengar mulai bersedih dan berkata,
"Tapi ayam jantan jangan tinggalkan aku, aku sangat sedih kamu sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri."
Ayam jantan pun menjawab,
"Sudah tidak perlu sedih, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan jika kamu rindu padaku lihatlah bulan purnama, kamu akan melihat keberadaanku."
Ayam jantan mulai terbang ke arah bulan purnama diiringi tangisan Tulang Didi. Sejak saat itu setiap kali bulan purnama tiba, Tulang Didi, ayah dan ibunya serta warga kampung selalu melihat ke arah bulan untuk melihat keberadaan ayam jantan.
Cerita rakyat toraja dan pesan moralnya
Pesan moral dalam cerita rakyat toraja dalam bahasa indonesia ini
Kasih sayang ibu dan ayah kepada anaknya, walaupun bagaimanapun dia akan berusah melidungi anakanya.
Fitnah adalah perbuatan yang tidak baik, karena fitnah dapat merugikan, seperti fitnah dalam dongeng Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib, membawa malapetakan bagi semua warga kampung