Skip to main content

Cerpen (humor) Tafsir Mimpi

Cerpen humor dengan judul tafsir mimpi adalah cerita kocak dan lucu tentang kehidupan sehari-hari ibu rumah tangga dan mengenai penafsiran mimpi.

Kisah dalam cerpen humor tentang tafsir mimpi yang dipublikasikan blog fiksi ini berisikan cerita lucu sehari hari yang biasa dialami ibu ibu rumah tangga dalam kesehariannya tetapi juga berisi cerita humor mendidik tentang mimpi yang dikisahkan dalam Al Qur"an.

Dan untuk lebih jelasnya tentang cerita pendek humor yang berjudul tafsir mimpi disimak saja ceritanya berikut ini

Cerpen: Tafsir Mimpi Author: Nurifah Hariani

Kupikir hari ini aku bisa bermalas-malasan. Apalagi dari jendela dapat terlihat kabut yang masih memeluk pagi, membuat embun malas enyah dari pepohonan.

Namun alarm yang terus menjerit mengingatkan hari ini Mabojo ada jadwal mengantar siswanya latihan LKS.

Ketika akan menyalakan kompor, terdengar ketukan di pintu dapur. Mak Kaya, tetangga sebelah rumah muncul. Senyumnya manis menampakkan sebagian giginya yang sudah separuh ompong. Di kepalanya masih terbelit handuk basah. Dasternya sama seperti yang dipakainya kemarin.

"Ini uangnya, Bu RT, terima kasih banyak." Ia mengulurkan beberapa lembar uang kepadaku.

"Uang apa ini?" Sungguh aku tercengang. Biasanya kalau ia mucul pagi-pagi seperti ini untuk meminjam uang.

"Lho, gimana sampeyan ini. Ini kan uang yang saya pinjam kemarin. Saya sudah janji mau tak kembalikan malam. Eh, pas saya malam-malam kesini sampeyan sudah tidur katanya Pal RT, ya tak bawa pulang lagi."

Oh, iya, baru aku ingat. "Jadi berhasil nih ceritanya?"

"Alhamdulillah, berhasil seribu persen Bu RT. Keponakan saya itu bukan hanya membayar hutang tapi juga ngasih saya banyak. Berlipat-lipat. Cukuplah buat bayar hutang saya, masih sisa juga."

Oh , syukurlah.

"Mimpi saya gak pernah meleset, Bu RT. Cocok iwak endog!" Mak Kaya mengacungkan jempol.

"Memangnya Mak mimpi apa? Ketemu gunung emas atau gunung harta gitu?" tanyaku penasaran.

"Ya nggaklah. Mimpi itu berbeda dengan kenyataan. Yang dianggap mimpi buruk bisa jadi artinya dapat rejeki. Tafsirannya kebalikan dari yang diimpikan."

Kok, aku jadi bingung.

"Contohnya begini, kemarin itu saya mimpi sedang jalan-jalan lalu di tengah jalan ketemu dengan kotoran buanyak, sampai keinjek-injek. Ternyata saya dapat rejeki nomplok."

Oh, begitu rupanya. Mak Kaya memang sering menceritakan mimpinya kepada orang lain. Ia pun pandai menafsirkannya. Tak heran ia menjadi konsultan mimpi di RT sini.

Pak Slamet, tukang sayur keliling, menjadi salah satu klien setianya. Mak Kaya bisa membantu Pak Slamet mencarikan hari baik untuk menagih berdasarkan mimpi.

"Kok bisa yo Mas, Mak Kaya mimpi seperti itu?" tanyaku kepada Masbojo.

"Mimpi apa?"

"Mimpi ketemu kotoran banyak terus paginya dapat rejeki nomplok."

"Ya memang begitu, Ma. Aku pernah juga mimpi menyiram kotoran di WC. Paginya dapat rejeki juga."

"Oh, ya, dapat bonusan gitu, Mas?"

"Iya dapat amplop tiga dari TU. Tebel!"

"Kapan?"

"Seminggu yang lalu."

"Kok aku gak tahu? Hayo?"

"Lha amplopnya sudah kuserahkan kepadamu lho, Ma."

"Kosong!"

"Lha kan isinya buat benerin si ijo."

Hm lagi-lagi si ijo yang bikin ulah, tahu saja kalau ada uang. Kemarin dulu kaburator minta diganti, kemarin lagi kampas rem menipis, kemarin lagi peleg. Mbuh, mobil tua yang sangat doyan duit.

"Wes to gak usah dipikir. Rejeki kita itu pas-pasan, Ma. Pas butuh, pas ada. Nikmat, kan." Masbojo menepuk pundakku.

Bener juga, tapi aku masih penasaran dengan tafsir mimpi ala Mak Kaya. Siapa yang tak pernah bermimpi? Mimpi bisa menyenangkan, menakutkan, menenangkan, membosankan atau benar-benar aneh.

Aku pun sering bermimpi, namun dengan cepat melupakannya. Mimpi memang bukan sekedar bunga tidur, namun tidak semua mimpi dapat dijadikan petunjuk. Lantaran kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari Allah. Tetapi karena bisikan setan atau ketersibukan kita dalam memikirkan suatu objek tertentu sehingga terbawa dalam mimpi.

Dikisahkan dalam Al Qur"an bahwa Nabi Yusuf dapat menafsirkan mimpi. Tentu saja dengan ijin Allah semata. Nabi Yusuf diberi mukjizat karena beliau adalah Nabi utusan Allah.

Sebagian ulama memasukkan ilmu tafsir mimpi ke dalam katagori ilmu syariat.

Ibnu Khaldun, salah satunya. Beliau mengatakn bahwa ilmu tafsir mimpi merupakan bagian dari ilmu syariat dan merupakan ilmu baru dalam agama tatkala ilmu-ilmu dijadikan sebuah pekerjaan dan manusia menuliskan tentang ilmu.

Sedangkan mimpi dan tafsir mimpi sebenarnya telah wujud di jaman salaf (terdahulu) seperti halnya juga wujud di jaman khalaf (masa kini).

Beliau berpesan hendaknya dalam mempelajari ilmu tafsir mimpi terlebih dahulu menguasai ilmu-ilmu syariat yang bersifat fardu ain seperti ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lain agar tidak mudah tertipu dengan hal-hal gaib yang ternyata bisikan setan atau khayalan pribadi semata.

Apakah Mak Kaya mempunyai kompetensi semacam itu? Tentu aku meragukan. Makanya ketika mengingat-ingat mimpi yang aneh, aku memilih untuk tak menceritakan kepadanya. Takut menjadi bahan ghibah.

"Mas, aku kok mimpi aneh, ya." Menceritakan mimpi yang baik kepada suami tidak dilarang. Yang tidak boleh itu menceritakan mimpi buruk.

"Makanya jangan banyak tidur."

"Lha, kan meremnya bareng, Mas."

Memang begitu pemirsa, aku tuh sangat penurut sama suami. Suami tidur aku ikutan tidur, tidak peduli jam berapa. Pokoknya kalu beliau ke kamar aku tentu ikut. Tidak mau aku melek sendiri. Takut!

"Memang mimpi apa? Ketemu kotoran?"

"Mimpi dikasih kalung emas sama Masbojo yang ganteng."

Suami terdiam beberapa saat. Matanya berkedip-kedip sambil menerawang ke atas. "Oke, nanti pulang kerja kubelikan," katanya sambil membuka pintu si ijo.

"Beneran?"

Masbojo mengangguk. Duh, pagi ini jadi penuh warna seperti pelangi saja. Jangan lagi ditanya, mendengar ucapan suami begitu, hatiku jadi amat senang. Ini keanehan yang luar biasa.

Dalam dua puluh tujuh usia pernikahan kami, baru kali ini ia menjanjikan sesuatu kepadaku. Kalung emas!

Dan sehari itu kurasakan waktu berjalan dengan sangat lambat. Benar kata orang menunggu itu menjemukan. Sehari terasa sangat lama.

Pukul setengah lima terdengar deru si ijo di depan. Alhamdulillah, Masbojo datang,

"Tuh, di tas, ambil saja sendiri. Tadi kubelikan di toko dekat sekolah." Rupanya Masbojo tahu persis aku yang sedang menunggu.

Toko yang mana? Apa ada toko emas baru dekat sekolah.

"Mana, Mas?" Aku mencari bungkusan kecil di dalam tas. Tidak ada.

"Di saku paling depan."

"Ini?" tanyaku. Ada bungkusan sebesar buku tulis. Tebal. Apa mungkin?

"Ya, buka saja."

Duh, besar sekali kotaknya. Ah, mungkin ini kotaknya. Tentu saja di dalamnya, kan ia sudah berjanji.

"Kok isinya ini Mas?" tanyaku. Dadaku tidak lagi jedag-jedug, rasanya penuh dan siap dimuntahkan. Tanganku memegang sebuah buku berjudul "Primbon Lengkap"

"Sudah baca saja sendiri, lengkap disitu."

"Kalungnya?"

"Nunggu mimpi lagi, Ma."

Asyem tenan si Masbojo.

-Selesai-