Menyamar untuk melindungi kehormatan adik perempuan | Jejak yang hilang part 06
Menyamar untuk melindungi kehormatan adik perempuan adalah episode keenam cerbung "jejak yang hilang"
Diceritakan dalam cerita bersambung jejak yang hilang bagian 06 ini, seorang kakak menyamar sebagai adiknya untuk melindungi adik perempuannya dari laki-laki yang memperlakukannya tidak senonoh.
Hal ini di lakukan sebagai cara menjaga kehormatan wanita, dalam hal ini adik perempuannya dari pria tua yang tak tahu diri
Untuk lebih jelasnya bagaiman penyamaran kakak demi adik perempuannya disimak saja cerbung jejak yang hilang part 06 berikut ini
Jejak yang Hilang Part 06 Author: Mayurha Shundharhi
Anggoro Wijaksono, malam itu dia tidak bisa tidur walaupun hanya sekejap, ingatannya terus tertuju pada Syafa dan Tirta.
{Siapa sebenarnya gadis itu, siapa juga pemuda itu, kenapa hatiku ini bergetar hebat saat beradu pandang dengan pemuda itu, mungkinkah aku takut kepada dia? Tidak, aku tidak takut kepada pemuda itu, tapi rasa apa ini, kenapa rasa ini membuat ku sangat lemah di hadapan pemuda itu?}
Jejak yang Hilang Part 05
Terus saja Anggoro Wijaksono bertanya kepada dirinya sendiri.
***********
Sementara di kediaman Syafa~~~~
"Siapa pria itu?"
Lembut namun sangat tegas, pertanyaan Mama.
"Namanya Anggoro Wijaksono Ma"
Jawab Syafa.
"Di mana tempat tinggalnya?"
Tanya Mama.
"Syafa tidak tahu Ma"
Jawab Syafa takut.
"Tirta, cari tau di mana tempat tinggal orang itu!"
Ucap Mama kepada Tirta.
"Ya Ma, siap laksanakan"
Jawab Tirta.
"Sudah larut malam, segera bersihkan diri kalian dan langsung istirahat !"
Titah Mama.
"Ya, Ma"
Jawab keduanya.
Mama segera masuk ke dalam kamar dia duduk di sofa, lalu menarik nafas dalam-dalam, di tahan sekian lama, dan di hembuskan perlahan.
Jejak yang Hilang Part 04
{Dulu aku pernah bermasalah dengan seorang yang bernama Anggoro Wijaksono, apa mungkin dia itu orang yang sama?, Tapi rasanya itu tidak mungkin, itu sudah sangat lama dan jauh di seberang samudra }
Ucap hati Mama.
**************
Pagi menyapa, matahari bersinar dengan lembut menerpa wajah cantik Syafa, saat dia membuka matanya, karena Mama sudah membuka jendela kamar nya.
"Selamat pagi sayang"
Sapa Mama lembut.
"Pagi Ma"
Sambut Syafa singkat.
Gadis itu segera bangun dari pembaringan nya, dan~~~
"Ma~~! Aku kesiangan !"
Syafa berteriak.
"Ya sayang, kamu tidur sangat pulas jadi Mama tidak tega untuk bangunkan kamu"
Jawab Mama'.
"Ma~~ selesai~~ selesai sudah semua nya, aku pasti di pecat hari ini !"
Teriak Syafa histeris.
"Siapa yang akan memecat kamu sayang?"
Tanya Mama dengan sangat tenang.
"Tentu saja Mbak Rani Ma"
Jawab Syafa lesu.
"Sudahlah, sana cepat mandi dan turun kita sarapan bareng"
Ucap Mama.
Syafa hanya menurut, dengan gontai dia berjalan menuju kamar mandi, segera di guyurkan air dingin ke seluruh tubuh nya, dan dengan secepat mungkin dia membersihkan dirinya.
Jejak yang Hilang Part 03
Setelah merapikan diri Syafa pun segera turun dan duduk di ruang makan di sana Mama sudah menunggu.
"Sudah rapi kamu sayang"
Ucap Mama.
Ya ma, ini yang lain pada ke mana Ma, kok hanya mama saja yang di sini.
"Sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing"
Jawab Mama'.
"Tirta sama Dirga juga Ma?"
Tanya Syafa penuh antusias.
"Ya"
Jawab Mama' singkat.
"Tirta kerja apa dan di mana tempat kerjanya Ma?"
Tanya Syafa penasaran.
"Di restoran"
Jawab Mama' singkat.
"Terus Dirga apa kerjanya dan di mana tempat kerjanya?"
"Dia mendapatkan tawaran untuk jadi guru privat, dan dia mau coba katanya"
Jawab Mama' menjelaskan.
"Ma Tirta kerja di restoran mana Ma?"
Tanya Syafa penasaran.
"Restoran tempatmu bekerja dan dia memang menggantikan posisi mu di sana"
Jawab Mama'singkat.
"Jadi Tirta berdandan seperti seorang gadis gitu Ma~~?"
Tanya Syafa setengah tersenyum.
"Ya"
Jawab Mama'singkat.
"Tapi ma~~"
Belum selesai Syafa berkata.
"Sudah jangan di bahas, turuti saja apa yang Mama katakan, sementara ini kamu tinggal di rumah saja dulu"
Ucap Mama.
********
Terlihat Rani sang pemilik restoran sudah berdiri di hadapan Tirta (Syafa) dalam pengetahuan Rani.
"Jujur aku kecewa sama kamu Syafa !"
Bentak Rani.
"Maaf Mbak Rani, aku hanya bermaksud menjaga diri~~"
Ucap Tirta, tentu dengan gaya dan suara di manis-maniskan.
"Tapi itu berlebihan Syafa ! Kamu tidak perlu membawa bodyguard segala !"
Ketus Rani.
"Maaf Mbak Rani, kalau saya tidak bawa bodyguard, mungkin hal yang lebih buruk yang akan terjadi~~"
Jawab Tirta.
"Syafa ! Ingat satu hal, kalau kamu bisa mengambil hati pak Anggoro kamu pasti bisa hidup enak!"
Ucap Rani sambil mendengus kesal.
"Maaf Mbak Rani, pantang bagi saya untuk menjual kehormatan demi harta~~"
Jawab Tirta menahan emosi.
"Hari ini kamu bilang begitu coba saja kalau kamu dapat masalah, baru kamu akan mohon-mohon ke pak Anggoro !"
Dengus Rani.
"Saya pastikan itu tidak akan terjadi Mbak"
Jawab Tirta kesal.
"Syafa kamu beruntung, pak Anggoro tidak marah sama kamu, malah dia ingin ketemu ke dua kali nya sama kamu, tapi saya harap kamu tidak bawa bodyguard lagi !"
Ucap Rani.
" Ya Mbak"
Jawab Tirta singkat.
{Ternyata lebih mudah dari yang aku perkirakan} ucap Tirta dalam hati.
Bersambung