Skip to main content

Semoga malam minggu hujan lebat (Jejak yang hilang part 05)

Semoga malam minggu hujan lebat adalah lanjutan cerita bersambung jejak yang hilang jadi ini bukanlah mengenai kata-kata malam minggu menyentuh hati ataupun caption malam minggu bijak tetapi cerbung jejak yang hilang.

Dibagian ini ceritanya mengharapkan agar malam minggu di rumah aja karena tak ingin bertemu dengan seseorang.

Nah untuk lebih jelasnya mengenai cerita bersambung jejak yang hilang di episode kelima ini disimak saja kisah ceritanya berikut ini

Jejak Yang Hilang part 05 Author: Mayurha Shundharhi

Seorang Anggoro Wijaksono, dia terpesona dan terus terkenang pada Syafa Kencana, dia tidak sabar untuk menunggu datangnya malam Minggu.

{Kenapa begitu lambat waktu Berjalan?}

Tanya hatinya.

****

Sementara Syafa menjadi sangat gelisah dan juga takut untuk menghadapi malam Minggu.

Jejak yang hilang part 04

{Semoga malam Minggu nanti hujan turun dengan sangat lebat}

DO'A Syafa.

****

"Syafa apa rencana mu sekarang?"

Tirta bertanya kepada Syafa.

"Entahlah aku juga bingung"

Jawab Syafa.

"Ya sudah, kamu temui saja pria itu, aku akan awasi kamu "

Ucap Tirta.

"Tapi~~~"

Syafa terlihat ragu.

"Syafa, percayalah pada ku, aku akan melindungi kamu!"

Tirta meyakinkan.

"Baiklah"

Jawab Syafa.

Akhirnya Syafa mau menuruti keinginan Anggoro, untuk menemani dirinya makan malam.

"Halo cantik"

Sapa pria itu.

"Halo pak"

Jawab Syafa canggung.

"Kamu terlihat sangat cantik, dengan gaun yang kamu kenakan sekarang"

Anggoro memuji.

"Terimakasih pak"

Jawab Syafa masih tetap canggung.

"Mau makan apa?"

Tanya pria itu.

"Terserah Bapak saja"

Jawab Syafa.

Tak lama kemudian seorang pelayan restoran datang membawa berbagai macam masakan, dan di tata rapi di meja tepat di depan Syafa.

Jejak yang hilang part 03

"Aku ambilkan minum dulu"

Ucap pria itu.

Sembari bangkit dan berjalan menuju ke suatu tempat, dan tak lama dia kembali dengan membawa Dua gelas di tangannya, dan secara tiba-tiba~~~

(Cup)

Pria itu mencium Syafa dari belakang.

(Hah!")

Syafa terpekik, karena terkejut.

Dia tidak percaya dengan apa yang di lakukan pria tua di hadapannya.

"Apa yang Bapak lakukan?!"

Teriak Syafa.

"Aku mencium wajah mu"

Jawab pria itu.

"Apa Bapak pikir saya ini wanita murahan!"

Teriak Syafa.

"Kenapa kamu marah-marah? Ini bisa aku jelaskan"

Jawab pria itu.

"Dasar tua Bangka tidak tau diri~~!"

Teriak Syafa makin keras.

Dan di luar dugaan, Anggoro Wijaksono justru memeluk tubuh Syafa.

"Lepaskan aku!"

Teriak Syafa, sambil mendorong tubuh pria tua itu.

"Cantik dengarkan aku dulu"

Ucap pria itu .

Dan~~~~

Bugh ! Bugh ! Bugh !

Anggoro Wijaksono mendapatkan bogem mentah bertubi-tubi, hingga dia jatuh tersungkur di lantai, nampak dengan jelas darah mengalir dari hidung dan sudut bibirnya.

"Ini peringatan untukmu, bila kau lakukan hal yang tidak senonoh lagi, nyawamu akan lepas dari tubuhmu!"

Tirta berdiri dengan wajah merah padam, masih menahan emosi.

"Siapa kau?"

Tanya pria itu

"Aku adalah orang yang akan menghajar mu, bila kau ganggu Syafa!"

Jawab Tirta kasar.

"Syafa, ayo kita pulang"

Tirta meraih tangan Syafa, dan keduanya berjalan keluar dari restoran itu.

****

Sesampainya di rumah~~~

"Tuan apa yang terjadi, kenapa tuan bisa terluka seperti ini?"

Tanya seorang pelayan pada Anggoro Wijaksono.

"Itu bukan urusan mu!"

Jawab pria itu kasar.

"Baik biar saya obati dulu luka nya"

Jawab pelayan itu sabar, sambil menyeka darah di wajah tuannya dengan air hangat.

Saat malam makin larut, Anggoro Wijaksono masih belum bisa tertidur, ingatannya tetap pada kejadian di restoran tadi.

{Siapa sebenarnya gadis itu? Siapa sebenarnya pemuda itu?, Kenapa aku merasa begitu dekat dengan mereka?}

Bersambung ke: Menyamar untuk melindungi kehormatan adik perempuan