Skip to main content

Dongeng dan cerita rakyat enrekang duri - Nenek pakande, siluman pemangsa manusia

Dongeng dan cerita rakyat Nenek Pakande, Siluman Pemangsa Manusia. Di Sulawesi Selatan, kisah Nenek Pakande dikenal sebagai cerita rakyat yang sudah melegenda.

Cerita rakyat nenek pakande ini disampaikan secara turun temurun oleh masyarakat melalui tradisi lisan. namun untuk kali ini cerita rakyat sulawesi selatan nenek pakande disampaikan dalam bentuk tulisan.

Cerita rakyat ini mengisahkan tentang seorang siluman tua yang suka memakan bayi dan anak-anak. Ketika sampai di daerah Soppeng dan memangsa tiga bocah cilik, warga mengerjai Nenek Pakande dengan memanggil Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale.

Kisah selengkapnya disamak saja berikut ini dongeng dari sulawesi selatan, nenek pakande yang dikenla sebagai cerita rakyat soppeng.

Cerita rakyat nenek pakande

Dikisahkan, pernah suatu waktu sebuah daerah di Soppeng (salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan) didatangi oleh seorang nenek.

Dilihat dari penampilannya, nenek ini hanyalah orang biasa - yang rambutnya berwarna putih dengan konde di kepala, berwajah keriput, tubuh setengah membungkuk, dan pakaian dari sarung batik dan kemeja.

Orang-orang di daerah tersebut, yang terkenal ramah dan damai, menerima saja kedatangan si nenek. Mereka tidak mengetahui bahwa nenek yang datang ke wilayah mereka adalah Nenek Pakande.

Kalian tahu, siapa Nenek Pakande itu? Wujud asli Nenek Pakande adalah sesosok siluman, yang senang memakan daging manusia.

Terlebih lagi daging anak-anak. Hiii... Nama Pakande diambil dari bahasa Bugis, yaitu "manre" yang artinya "makan". Nenek Pakande sudah menjadi cerita rakyat bagi masyarakat sulawesi selatan.

Nenek Pakande biasa melakukan aksinya saat pergantian hari, yaitu saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Karena, tidak ada yang mencurigai kehadiran Nenek Pakande di daerah tersebut, maka ia leluasa melakukan aksinya.

Korban pertama Nenek Pakande di daerah tersebut adalah dua kakak beradik yang masih di luar, saking serunya mereka bermain.

Ibu mereka sebenarnya sudah menyuruh masuk. "Nak, ayo cepat masuk rumah. Hari sudah malam!"

Sayangnya, kedua bocah tersebut hanya menganggap perintah Ibunya sebagai angin lalu. Hingga, Nenek Pakande dengan cepat menculik mereka untuk dibawa ke rumahnya.

Di sana, si Nenek menyantap kedua bocah tersebut. Sementara, Ibu kedua bocah tadi kebingungan mencari kedua anaknya yang mendadak hilang dari halaman rumahnya.

Gegerlah daerah tersebut karena hilangnya dua bocah malang tanpa dosa. Tetua adat meminta warga, khususnya para pria, melakukan penyisiran. Namun, hasilnya nihil. Dua bocah itu tetap tidak ditemukan.

Belum hilang aura kesedihan di daerah tersebut, keesokan hari seorang bayi yang tengah ditinggal ibunya ke belakang tiba-tiba menghilang. Nenek pendatang barulah yang menculik bayi tersebut dan memakannya di rumahnya.

Setelah kenyang, si Nenek berpikir untuk menetap selama penyamarannya belum terbongkar. Warga yang membantu mencari, tentu tidak ketemu si bayi karena memang sudah tidak ada lagi di dunia.

Demikianlah cerita rakyat nenek pakande siluman pemangsa manusia, semoga cerita rakyat sulawesi selatan nenek pakande dapat menghibur. yang naman cerita dan dongeng terkadang hanya sebuah cerita tapi terkadang juga bersumber dari sejarah dan asal usul tertentu.