Cerpen tentang seorang Ibu tiri dan anak tirinya
Cerpen tentang seorang Ibu tiri adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang ibu tiri dengan anak tirinya dengan judul "pistol mainan" jadi cerita pendek ini bukan tentang curahan hati seorang ibu tiri.
Nah bagaimana cerita tentang ibu tiri dan anak tiri dalam cerpen berjudul pistol mainan, selengkapnya disimak saja dibawah ini.
Cerpen: Pistol Mainan Author: Putri Rahayu Indah Lestari
Suara bak toak masjid itu terdengar lagi, ya meski aku memang sudah tak asing lagi. Suara yang mengeluarkan kata-kata yang membuat hati ini sakit dan merasa sangat hina.
"Kau ini seharusnya bersyukur karena aku masih mau memberimu tempat tinggal dan membiarkanmu makan dengan gratis!" bentak seseorang yang biasa kupanggil mama(tiri).
Dalam hati kuberkata, apa aku pernah memaksa untuk meminta tumpangan tempat tinggal dan meminta makan padanya? Kenapa dia tidak membiarkanku pergi saja waktu itu.
Ah, aku ingat dia tak akan berani mengusirku karena itu sama saja akan mengusir dirinya pula.
"Maaf." Hanya itu yang mampu kuucapkan.
"Maaf, maaf kau sama saja dengan ibumu selalu merebut kebahagiaanku. Untung saja dia sudah tak ada sekarang, beruntung waktu itu nyawanya langsung melayang."
Aku terbakar api amarah.
"Apa maksud mama?!" pekikku.
"Hahaha, tak ada kau masih kecil tidak akan mengerti hal seperti itu."
Aku benar-benar tidak habis pikir, ternyata wanita inilah yang melayangkan nyawa ibuku.
Aku akan menakutinya juga, seperti bagaimana ia dulu menakuti dan menyakiti ibuku. Aku melihat sebuah benda hitam yang biasa digunakan adikku bermain tembak-tembakan.
"Apa yang ingin kau lakukan, hah?! bentaknya dengan wajah ketakutan.
"Mama tenang saja, ini hanya pistol mainan," jawabku.
"Kau jangan macam-macam!"
"Aku sudah muak dengan segala ocehan dan bentakanmu yang selalu menghinaku jika Ayahku tidak ada dan ternyata kau juga yang membunuh ibuku!"
"Lalu apa yang ingin kau lakukan? Kau berani padaku?"
Dorr!
Aku heran kenapa pistol mainan itu terdengar seperti pistol sungguhan meledak di dalam mulutnya?
Kucoba menembakkan pada pergelangan tangannya, tapi tetap saja sama. Ah, sudahlah biarkan saja yang terpenting aku sudah bebas dari ocehan unfaedahnya.
*****
"Kak! Aku mau keluar sebentar yah bermain di rumah Nino, aku ingin bermain tembak-tembakan katanya dia ada pistol mainan baru!" teriak Adikku.
Aku menghampirinya. "Dimana kau menemukan pistolmu itu?" tanyaku.
"Menemukan bagaimana? Pistolku kemarin kupakai bermain kok di lapangan," sahutnya.
"Ah, sudahlah aku sudah ditunggu. Bye kak."
Aku mengerutkan dahi berarti yang kugunakan kemarin itu bukan pistol milik adikku?
Lalu kenapa mama tidak memberitahu? Dia hanya diam saja. Biarlah, aku tidak peduli yang penting dia tidak pernah mengoceh dan membentakku lagi.
*****