Skip to main content

Cerita rakyat bugis bone sulawesi selatan | Asal mula kampung Batu Menangis

Batu menangis yang biasa juga disebut dongeng batu beranak adalah cerita rakyat Indonesia yang berasal dari Sulawesi selatan tepatnya di kabupaten bone.

Dan mengenai cerita rakyat sulawesi selatan, beberapa waktu lalu cerita rakyat bugis Wajo, cerita Putri Tandampalik dan cerita rakyat bugis singkat lain telah dipublikasikan blog fiksi.

Pada kesempatan ini cerita rakyat bugis Bone singkat melengkapi dongeng rakyat atau cerita rakyat bugis makassar menceritakan seorang gadis yang pemalas dengan judul cerita rakyat batu menangis

Cerita rakyat batu menangis atau dongeng batu beranak merupakan cerita rakyat bone dalam bahasa bugis diterjemahkanan kedalam bahasa Indonesia, mengenai asal mula suatu kampung di Bone

Selengkapnya tentang cerita rakyat bugis bone atau cerita batu menangis singkat disimak saja kisah batu menangis cerita rakyat bugis pendek berikut ini

Cerita Rakyat Dari Bugis Bone | Batu Menangis Atau dongeng Batu Beranak

Dikisahkan dalam cerita rakyat Bugis Bone Batu Menangis Atau dongeng rakyat Batu Beranak, Pada zaman dahulu kala disuatu waktu di tanah Bone, hiduplah dua orang, anak dan ibu.

Ibunya memiliki sifat dan perilaku yang sangat baik sedangkan anaknya malas disuruh-suruh dan egois.

Pekerjaan ibunya adalah mencari kayu bakar di hutan kemudian menjualnya di pasar, sedangkan anaknya menenun sarung bugis untuk di jual kepada para pedagang.

Di rumahnya yang sederhana, mereka memilihara seekor anjing. Di namailah anjing itu dengan nama La Balo. Anjing ini sangat pintar dan patuh dengan perintah majikannya.

Di suatu hari yang sangat panas, Sang anak menenun kain di rumahnya seorang diri, ia menekuni pekerjaannya karena ibunya sedang ke pasar untuk menjual kayu bakar.

Di tengah pekerjaannya menenun, sang anak merasa mengantuk, ia terantuk-antuk di tempat duduknya.

Secara tidak sengaja, alat tenunnya jatuh ke kolong rumah. Karena sifat malasnya dan juga karena mengantuk, dia enggan untuk beranjak dan memungut alat tenunnya.

Sang anak bingung entah minta tolong kepada siapa, minta tolong ibunya, ibunya sedang pergi ke pasar.

Disaat itu dia teringat bahwa ia memiliki anjing peliharaan.

Maka di panggilnya anjing itu dengan berkata :

"O Balo, tolong kau ambilkan alat tenunku!".

Di luar prasangka sang anak, Anjing tersebut menyahut lalu berkata, :

"Iyye puang, tunggulah sebentar"

Anak tersebut kaget mendengar anjing peliharannya dapat berbicara layaknya manusia.

Disaat yang bersamaa Sang Anak Bertambah kaget ketika merasakan kakinya kaku dan tak bisa digerakkan.

Tak lama kemudian kaki Sang Anak tersebut perlahan mengeras seperti batu, karena ketakutan anak tersebut menangia lalu memanggil-manggil ibunya.

Lama kelamaan tidak hanya kakinya yang mengeras, tetapi seluruh tubuhnya, terkecuali wajahnya.

Di saat yang bersamaan datanglah ibunya karena mendengar tangis pedih anaknya.

Ibunya kaget menemukannya badan anaknya yang telah menjadi patung dan tak dapat bergerak.

Lalu sang anak berkata:

"Maafkan aku ibu, terlalu durhaka aku padamu"

Kemudian ia kembali menangis sampai kepalanya pun menjadi batu tetapi air mata tetap jatuh dari matanya.

Menyaksiakan kejadian itu Ibunya lalu berkatalah:

"Apa yang menyebabkanmu menjadi seperti ini nak"

Sambil bertanya Ibunya menangis melihat anaknya dan tak di sangka-sangka ibunya pun berubah menjadi batu karena ia menegur perubahan yang terjadi pada anaknya.

Tak lama kabar ini tersiar hingga masyarakat datang, dan disaat ada yang menegur yang menegur juga menjadi batu

Begitulah seterusnya sehingga satu kampung penduduk berubah menjadi batu, karena saling menegur satu sama lain.

***

Demikianlah asal mula nama kampung batu menangis yang masyarakat setempat menyebutnya juga sebagai Batu Beranak.

Pesan moral cerita batu menangis

Pesan dari cerita batu menangis adalah jadi anak tidak boleh terlalu pemalas, bayangkan dalam cerita batu menangis singkat diatas, karena terlalu pemalasnya, tidak ada orang, ibunya juga tidak ada, anjing pun disuruhnya

Pada akhirnya sang Anak mendapat akibat dari kemalasannya, menjadi batu

Dari cerita batu menangis berasal dari Bone diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa selagi masih bisa, mengapa harus bermalas-malasan dan sebagai seorang anak patutlah membantu meringankan beban oranngtua.

Lihat juga: Cerita rakyat dari kalimantan barat tentang anak pemalas juga berkisah seperti cerita batu menangis berasal dari Bone tetapi cerita batu menangis kalimantan barat ini berjudul anak durhaka yang dikutuk menjadi batu