Asal Mula Danau Toba - Legenda Cerita Rakyat Sumatera Utara Singkat
Asal mula danau Toba - legenda cerita rakyat Sumatera Utara. Cerita rakyat kali ini adalah salah satu cerita rakyat pendek tentang asal usul danau Toba yang berada di Sumatra Utara, Di kutip dari wikipedia Danau Toba adalah danau alami besar di Indonesia yang berada di kaldera gunung berapi super. yang merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia.
Begitulah sekilas asal usul danau Toba secara ilmiah dan tentang legenda danau Toba singkat, tema cerita rakyat Nusantara dari buku cerita danau Toba yang menceritakan legenda danau Toba dan pulau Samosir akan disajikan di kesempatan ini untuk pembaca yang ingin mengetahui salah satu cerita sejarah danau Toba beserta strukturnya dalam bentuk cerita rakyat.
Nah bagaimana cerita rakyat Sumatra Utara tentang danau Toba, untuk lebih jelasnya disimak saja cerita rakyat danau toba berasal dari Sumatra Utara dalam asal usul danau Toba berikut ini.
Asal Usul Danau Toba - Legenda Cerita Rakyat berasal Dari Sumatera Utara.
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah seorang anak yatim piatu. Sehari-hari ia bekerja di ladang. Sesekali dia mencari ikan di sungai yang berada tak jauh dari gubuknya. Ikan hasil tangkapannya biasanya dijadikan sebagai lauk dan sisanya dijual ke pasar.
Pada suatu hari Toba memancing sepulang dari Ladang. Ia sangat berharap mendapatkan ikan yang besar yang bisa segera dimasaknya untuk dijadikan lauk. Terpenuhilah harapannya itu. Tak berapa lama ia melemparkan pancingnya ke sungai, mata kailnya telah disambar ikan. Betapa gembiranya ia ketika menarik tali pancingnya dan mendapati seekor ikan besar tersangkut di mata pancingnya.
Sejenak toba memperhatikan ikan mas besar yang berhasil dipancingnya itu.” Ikan yang aneh.” Gumannya. Seumur hidupnya belum pernah dilihatnya ikan mas seperti itu. Warna ikan itu kekuningan dan sisik-sisiknya kuning keemasan.
Terlihat berkilauan sisik-sisik itu ketika terkena sinar matahari. Ketika Toba melepaskan mata kailnya dari mulut ikan tangkapannya, tiba tiba terjadi sebuah keajaiban. Ikan aneh bersisik kuning keemasan itu menjelma menjadi seorang perempuan yang cantik jelita wajahnya.
Toba terheran-heran mendapati keajaiban yang berlangsung di depan matanya itu. Ia hanya berdiri dengan bola mata membulat dan mulut melongo.
“Tuan.” Kata perempuan jelmaan ikan indah itu.”Aku adalah kutukan Dewa karena telah melanggar larangan besarnya. Telah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku. Karena tuan telah memegangku, maka akupun berubah menjadi manusia seperti Tuan ini.”
Toba memperkenalkan namanya. Begitu pula dengan perempuan berwajah jelita itu.” Namaku, putri, tuan.”
Toba lantas menjelaskan pula keinginannya untuk memperistri Putri karena dia terpesona kecantikan si perempuan jelmaan ikan itu.” Bersediakah engkau menikah dengan ku?” tanyanya setelah pembicaraan beberapa saat.
“Baiklak, aku bersedia, tuan, Selama tuan bersedia pula memenuhi satu syarat yang kuajukan.” Jawab Putri
“Syarat apa yang engkau kehendaki? Sebutkan. Niscaya aku akan memenuhinya.”
“Permintaanku hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan. Jika tuan menyatakan kesediaan tuan untuk menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan.”
“Baiklah.” Kata Toba.” Aku akan menutup rapat-rapat rahasiamu ini. Rahasia ini hanya kita ketahui berdua saja.”
Toba dan Putri pun menikah. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski dalam kesederhanaan. Kebahagian mereka serasa kian lengkap dengan kelahiran anak mereka. Seorang anak laki-laki. Samosir namanya.
Samosir tumbuh menjadi anak yang sehat. Tubuhnya kuat, Sayang dia agak nakal serta pemalas. Keinginannya hanya tidur-tiduran saja malas pergi ke ladang. Ia seperti tidak peduli atau ingin membantu kerepotan ayahnya yang sibuk bekerja di ladang.
Bahkan, untuk sekedar mengantar makanan dan minuman untuk ayahnya pun, Samosir kerap menolak jika diminta. Seandainya mau, dia akan melakukannya dengan malas-malasan, dengan wajah bersungut-sungut. Bertambah-tambah malas kelakuannya akibat ibunya terus memanjakannya. Apapun yang dimintanya akan diusahakan ibunya untuk dipenuhi.
Samosir sangat kuat nʌfsu makannya. Jatah makanan sehari untuk sekeluarganya bisa dihabiskannya dalam sekali makan. Toba merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk dapat memenuhi keinginan makan anak laki-lakinya yang luar biasa itu.
Pada suatu hari Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman untuk ayahnya. Samosir yang tengah bermalas-malasan semula enggan untuk menjalankan perintah ibunya itu. Namun, setelah ibunya terus memaksa akhirnya dia bersedia melakukannya meski dengan wajah yang bersungut-sungut.
Samosir pun pergi ke ladang membawa makanan dan minuman itu menuju ke ladang. Ditengah perjalanan, Samosir masa lapar. Dihentikannya langkah menuju kebun. Ia lantas memakan makanan yang seharusnya diperuntukkan bagi ayahnya itu.
Tidak dihabiskannya semua makanan itu melainkan disisakan sedikit. Dengan makanan dan minuman yang tersisa sedikit itu Samosir melanjutkan perjalanan menuju ladang. Setibanya di ladang, Samosir memberikan makanan dan minuman itu untuk ayahnya.
Toba telah sangat merasa lapar karena bekerja keras sejak pagi langsung membuka bekal untuk memakannya. Terperanjat dia saat melihat makanan untuknya tinggal sedikit.” Mengapa jatah makanan dan minumanku tinggal sedikit?” tanyanya dengan raut wajah kesal.
Dengan wajah polos seolah tidak melakukan kesalahan, Samosir menjawab.” Tadi di jalan aku sangat lapar, Ayah. Oleh karenanya, jatah makanan dan minuman ayah itu telah kumakan sebagian. Tapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih tersedia sedikit makanan dan minuman untuk Ayah.”
“anak tidak tahu diuntung.” Maki toba kepada anaknya. Kemarahan seketika meninggi. Serasa tidak bisa lagi dia menahan dan bersabar, umpatannyapun seketika itu meluncur.” Dasar anak ikan, Dasar anak keturunan ikan engkau ini.”
Samosir sangat terkejut mendengar umpatan ayahnya. Dia langsung berlari pulang ke rumah. Pada saat bertemu ibunya, Samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang menyebutkan dirinya adalah keturunan ikan.
Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir menjadi sangat bersedih. Tidak disangka jika suaminya melanggar sumpah untuk tidak menyebutkannya berasal dari ikan.
Samosir dan ibunya saling berpegangan. Dalam hitungan sekejap, keduanya menghilang. Keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya menyembur air yang sangat deras. Dari dalam tanah, air laksana disemburkan keluar seolah tiada henti.
Semakin lama tidak semakin berkurang semburan air itu melainkan semakin besar adanya. Dalam waktu cepat permukaan tanah itu pun tergenang. Permukaan air terus meninggi dan tak berapa lama kemudian lembah tempat tinggal Toba telah tergenang air. Terbentuklah kemudian sebuah danau yang sangat luas di tempat itu.
Penduduk kemudian menamakan danau itu Danau Toba. Adapun pulau kecil yang berada ditengah-tengah danau Toba itu disebut Pulau Samosir untuk mengingatkan kepada pada anak lelaki Toba.
Demikianlah ringkasan cerita danau toba dan asal usul danau Toba dalam cerita rakyat pendek nusantara asal mula danau Toba, cerita legenda berasal dari Sumatera Utara, semoga cerita rakyat danau toba dari sumatra diatas dapat menghibur para penggemar cerita rakyat.