Skip to main content

Cowok ganteng takut takut kecoa (fatamorgana cinta Part 04)

Pada umumnya orang yang takut kecoa disamping karena geli melihatnya kecoa biasanya muncul tiba-tiba dan dapat bersembunyi dimana saja juga karena baunya yang tidak sedap.

Nah berkaitan dengan kepribadian orang yang takut kecoa, dalam cerita bersambung fatamorgana cinta dibagian ini pemeran laki-laki takut kecoa, selengkapnya disimak saja kisah para pelakon cerita cinta fatamorgana cinta dibawah ini.

Fatamorgana Cinta Part 04 Author : Ersu

Ah, gue pasti sudah benar-benar jatuh cinta sama gadis yang saat ini ada di hadapan, begitu manisnya, apa lagi ketika menatap matanya yang sembab karena habis menangis.

Tapi tiba-tiba saja gue terbatuk di saat ia bertanya darimana tahu kalau dia pergi bersama si brengsek Farel.

Kehilangan jejak Embun bersama Farel membuatku memutar otak harus bagaimana, tapi gue ingat sama si Dirga. Ya, dia adalah salah satu orang yang dekat dengan Farel.

Tapi dia bagai ular berkepala dua, dialah yang memberi tahu di mana Farel membuat acara, dan ketika Dirga melayangkan pisaunya, itupun salah satu rencana kecil kami jika kepepet banget, dengan menjadikan Dirga sebagai sandra, gue juga dengan mudah meninggalkan villa yang di sewa Farel. Dengan transfer uang 10jt, Dirga ada di pihak gue.

Segala sesuatu ternyata mudah jika ada uang. Dan kupastikan Farel pun tidak akan mendapatkan uang taruhan dari teman-temannya.

"Darimana kamu tahu aku bersama Farel?" Embun mengulangi pertanyaannya kembali.

"Gue gak sengaja waktu itu mendengar rencana Farel yang taruhan sama genknya."

"Taruhan? Maksudnya?" Embun menaikan kedua alisnya nampak bingung.

"Sudahlah tidak usah di bahas, yang penting kamu selamat," kataku sambil menyalakan mobil kembali, dan mengantarnya pulang.

***

Hari minggu membuat rasa rindu kian ranum di pelupuk netra. Ah, gadis itu telah membuatku tidak bisa tidur semalaman, dan hari ini membuatku tak bisa menatap kedua bola matanya.

Kenapa juga bisa lupa meminta nomor handphonenya. Setidaknya kan jika tahu nomor handphonenya bisa mengirim pesan padanya, walau sekedar bertanya sudah sarapan atau belum.

"Ki ... Rizki." Ibu menggedor pintu kamarku.

Kenapa juga membuyarkan pikiranku yang di penuhi oleh bayang Embun.

"Kenapa Bu?" Aku melirik, dan melihat wanita tercantik sedang memegang spatula. Mungkin itu senjata terbarunya untuk membangunkanku.

"Oh, sudah bangun tapi masih selimutan?" Ibu menjewer telingaku.

Sudah menjadi kebiasaan buruknya menjewer telinga ataupun membangunkan dengan cara mengguyur air segayung, tidak aneh jika di kamarku sedikit bau lapuk dari bantal yang kena siram.

"Kenapa Bu? Lagian kan ini hari minggu," protesku sambil menyelipkan gawai di balik bantal.

"Adik kamu tuh teriak-teriak di kamarnya ada kecoa, tangkap gih. Berisik kalau belum di tangkap mana ibu lagi goreng tempe."

"Bu, kenapa harus aku? Ibu tahu sendiri kan aku geli sama kecoa." Aku ngeloyor ke kamar mandi untuk menghindari tugas yang satu itu.

Jujur saja aku geli banget sama kecoa, tapi sebelum masuk kamar mandi ibu menarik tanganku untuk turun ke lantai satu, dan benar saja Rena teriak seperti lentenir nagih hutang.

Sebelum masuk kamar aku mengintip dari balik pintu, tapi ibu mendorongku.

"Kak Rizkian, buruan tangkap kecoanya!" teriak Rena.

"Ogah! Mending gue pergi daripada kudu nangkap makhluk menjijikkan itu!" pekikku sambil mencoba melangkahkan kaki menuju pintu kamar.

"Se**n! B****s!!" Tiba-tiba kecoanya terbang dan nempel di tangan. Sial banget ni pagi.

Ibu segera masuk kamar Rena dan memukul kecoanya dengan spatula.

"Mampus tuh kecoa," gerutuku.

"Nah gitu dong Bu! Kenapa gak dari tadi aja sih," aku bergidik ngeri.

"Kamu itu bukannya menangkapnya malah sebelas dua belas sama Rena." Ibu ngedumel dan kembali kedapur.

Bagaimana mau menangkap mahkluk menjijikkan itu, melihatnya saja sudah membuat panas dingin.

Otw rebahan kembali ke kamar. Lirik gawai ada notif di IG.

Ada DM dari Embun.

[Assalamualaikum]

Debaran ini menciptakan partikel halus.

[Wa'allaikumsalam] membalasnya secepat kilat, bahkan mungkin lebih cepat daripada kilat.

Bersambung ke: Gara-gara roti kering.