Skip to main content

Cerpen: Tangisan Anak Piatu

Cerpen tangisan anak piatu adalah cerita pendek sedih tentang dua anak bersaudara yang tak beribu tinggal bersama nenek dari ibunya karena Ayahnya nikah lagi.

Cerpen tentang anak piatu yang mengurus adiknya dipublikasikan blog fiksi menceritakan tentang ibu tiri jahat dan kehidupan serta penderitaan anak piatu membuat anak piatu menangis karena sikap ibu tiri menyakiti anak piatu yang lagi sakit

Selengkapnya kisah cerita tentang dua orang bersaudara yang piatu disimak saja kisah cerita cerpen sedih anak piatu berikut ini.

Cerpen: Tangisan Anak Piatu Author: Naya Inyah

Namanya Nania dia suda dii tinggal ibunya sejak masih umur dua tahu

Ibunya meninggal karena sakit yang entah sakit apa karena tak pernah di periksakan ke dokter ahli

Tak ada biaya untuk menunjang berobat ,karena keluarga ini sangat tak mampu . Bapak Nania hanya seorang pekerja serabutan yang kadang bekerja dan kadang tidak. Tentu untuk makan pun sangat pas pasan .

Nania punya kakak satu laki laki namanya Rasid ,umur mereka tak terpaut jauh ,hanya beda tiga tahun.

Nania berumur enam tahu dan Rasid berumur sembilan tahun.

Mereka berdua tinggal bersama neneknya yang bernama nenek isah ,nenek isah yang sudah tua dan sama kerjanya juga hanya buruh kuli di sawah orang ,itupun kalau ada yang nyuruh

Bapak Nania sudah menikah lagi dengan wanita desa tetangga, Tapi wanita ini tak mau ngurusin Nania dan Rasid, Mereka di biarin bersama neneknya

Suatu hari hari Nania sakit ,badannya sangat panas .Nania menggigil menahan panasnya badan, Nania mengigau dan muka pucat ,mata terpejam rapat .

Nenek isah panik dia hanya memberi Nania obat warung yang khusus untuk anak. Namun demam Nania tak kunjung turun

Tiga hari pun berlalu ,panas badan Nania tak kunjung mereda ,nenek Isah tambah bingung
.
Akhirnya dia menyuruh Rasid untuk membawa Nania ke bapaknya ,memintanya untuk di bawa berobat ke dokter.

"Rasid ,bawa adik mu ke bapa mu ,mintalah uang untuk berobat ke dokter karena sudah tiga hari badan Nania tak kunjung turun panasnya.Siapa tahu bapak mu punya duit untuk berobat Nania ."

"Ia nek ,tapi pake apakah kita jalan kesana ,sedang desa bapak agak jauh dari desa kita " Jawab Rasid sambil di sela sebuah pertanyaan.

" Kamu jalan kaki saja dan gendong adik kamu ,kaki nenek ini lagi sakit tidak bisa untuk berjalan jauh ,maafin nenek " Jawab nenek Isah sambil menyeka air matanya yang tak kuasa untuk di tahan karena menahan kesedihan yang dalam Merasa tak mampu untuk memberikan yang terbaik buat cucunya.

Di sela Isak tangis ,nenek Isah teringat akan ibu ya Nania dan Rasid .

"Andai kamu masih hidup ,mungkin anak kamu tidak akan seperti ini ,sakit pasti akan ada yang ngurusin ,sedang aku ,apalah dayaku yang sudah tua renta dan tak punya apa apa " Batin nenek Isah

Akhirnya ,Rasid membawa Nania sambil di gendong ,Rasid agak tertatih karena merasa berat membawa Nania. Sesekali Rasid berhenti dan menurunkan Nania ,istirahat sejenak untuk melepas lelah.

Nania terbangun dari tidurnya ,kemudian dia membuka matanya dan menatap wajah kakanya .

"Kak ,kita mau kemana ? .Ko Nia dan kakak ada di sini ,di jalanan ini." Tanya Nania sama Rasid .Nania tak tahu waktu di awal gendong Rasid ,karena dia terlelap tidur.

"Kita mau ke bapak ,minta uang untuk berobat kamu ,siapa tahu bapak punya uang ." Jawab Rasid.

"Oh " Gumam Nania.

Setelah cukup istirahat ,Rasid melanjutkan perjalanan

Singkat cerita ,sampailah Rasid kerumah ibu tirinya.

"Assalamualaikum " Ucap Rasid sambil mengetok pintu

Tak lama terdengar suara sambutan menjawab salam Rasid.

"Waalaikum salam "

Terbukalah pintu dan muncul seorang perempuan setengah baya ,yaitu ibu tirinya Nania dan Rasid yang bernama Rina.

"Oh kalian ,kirain siapa ,ayo masuk dan duduklah ,serta ada apakah kemari ",ibu tiri Nania dan Rasid mempersilahkan Rasid dan Nania masuk kerumah sambil menyodorkan sebuah pertanyaan.

Rasid dan Nania masuk kemudian duduk di kursi ,terus menceritakan atas keadaan Nania dan meminta uang untuk berobat Nania

"Oh gitu ,maaf Rasid dan Nania ,ibu saat ini tak ada uang untuk berobat Nania ,ibu lagi pailit, sambutan yang menyakiti anak piatu ini.

Bapak kamu kan hanya kerja serabutan ,mana mungkin saya bisa menyimpan uang untuk di tabung ,buat makan saja sangat pas-pasan ".Jawab ibu tirinya membuat anak piatu menangis.

"Tapi gimana Nania Bu ,Nania sudah tiga hari badannya panas tak turun turun ",tanya Rasid.

"Ya udah ,kasih obat warung saja terus ,nanti juga sembuh"jawab ibu tiri Nania dan Rasid.

"Kemana bapak Bu ,ko tak kelihatan "tanya Rasid ,mengalihkan pembicaraan yang menyakitkan hatinya ,karena tak ada hasil yang di harapkan

Ia ,Rasid dan Nania selama berada di rumah itu tak melihat bapaknya.

" Lagi kesawah ,entar sore pulangnya,sebaiknya kalian pulang saja ,ngga usah nungguin bapakmu.

Sama saja bapak kalian juga ngga punya duit.Jawab ibu tiri .

Akhirnya ,Rasid dan Nania pamit pulang sambil membawa hati yang sedih dan pilu.

" Dik ,maafin kakak ,tidak bisa membawamu kedokter ,karena kakak tidak punya duit" .ucap Rasid sambil mengelus rambut Nania di barengi sama air mata yang berderai .

"Tak apa kak ,entar juga Nania sembuh kok " jawab Nania .

"Sini kamu gendong lagi sama kakak " .

Nania pun merangkul pinggang Rasid . Akhirnya ,mereka berdua kembali lagi kerumah ,tanpa hasil, Nania tak berobat, tapi Nania sembuh .

Nania dan Rasid tumbuh besar tanpa campur tangan bapaknya .

Nania dan Rasid bahagia walau hidup serba kekurangan ,karena ada neneknya yang sangat menyayanginya.

Tamat