Skip to main content

Akhir Kisah Cinta Dan Luka Penghianatan

Akhir kisah cinta dan luka penghianatan adalah lanjutan cerbung pengantin bayang-bayang virtual atau tentang kisah cerita cinta dunia maya yang berakhir tragis.

Ketika ketulusan cinta dikhianati orang yang dicinta sakitnya hati lebih perih dari luka yang sebenarnya namun itulah cinta sakit dan bahagia tak bisa diprediksi, seperti kisah dalam cerita bersambung bagian kedua cerita cinta tentang dunia maya.

Bagaimana kisah ceritanya, apakah bercerita seperti kisah nyata cinta yang dipertemukan kembali ataukah seperti kisah cinta yang tak berjodoh, selenkpanya disimak sajja dibawah ini.

PENGANTIN BAYANG-BAYANG VIRTUAL(2) Penulis: Lilin (mey farren)

Apa yang bisa kita tuliskan nantinya, jika kita berdua tidak tahu bagaimana kelanjutan yang Tuhan rencanakan untuk kita.

Tidak ada jawaban dari Naina atas pertanyaanku.

Dia hanya mengirimkan stiker sedih. Lantas tidak menjawab chatku selanjutnya. Meskipun di seberang sana masih dibacanya pesanku.

"Tanggal 20 Maret pukul 22.00 Malam temui aku di cafe bunga di terminal Purba**." Pesan itu aku kirimkan pada akhirnya. Setelah pesan basa-basiku tak pernah lagi dibalas.

Teleponku pun tak pernah lagi diangkatnya.

Tak heran aku begitu cemas, khawatir, dan sekaligus tak sabar menunggu hari itu, 20 Maret. Aku persiapkan segalanya, rasa rindu membuatku begitu tak sabar menunggu.

****

Sepuluh menit sebelum jam menunjukan pukul sepuluh malam. Aku menerima email dari Naina. Sebuah file dokumen berisi cerpen "PENGANTIN BAYANG-BAYANG VIRTUAL" belum sempat aku baca sampai akhir.

Kulihat bayangan Naina dari pintu kafe. Aku tersentak, yang kuharapkan adalah senyuman Naina.

Tapi ternyata tidak, dia tidak tersenyum. Dia menatapku tajam lalu tiba-tiba menghujamkan pisaʋ tepat di dadaku.

Tak ada pengunjung yang tahu siapa aku.

Seperti permintaan Naina yang ingin menemuiku sebagai pengantin dalam bayang-bayang virtual untuknya, maka kutinggalkan identitasku di kamar kost di kota Magelang tempatku menimba ilmu. Apalagi suasana kafe yang cukup sepi membuat sama sekali tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi.

Tanpa berkata dia ambil handphone dan mengirimkan Emile ke sebuah redaksi media lokal cerpen yang sama dengan yang dikirimkannya kepadaku.

Tak nampak sedikitpun air mata di wajahnya yang putih melihat darah mengucur dari dadaku. Sedang bibirku tak henti menyebut namanya,

"Nai ... nai ...."

Masih dengan tatapan mata dan elusan tangan mesra dibimbingnya tubuhku ke toilet tepat di pojokkan kafe.

"Alin namamu, aku tuliskan kisahmu abadi pada cerpen pertamaku.

" Bisiknya mesra di telingaku.

"Kau tahu bagaimana sulitnya menulis kisah cintaku sendiri. kau hanya akan menjadi milikku, Sayang.

" Satu bulir air mata jatuh di pipi putihnya. Kemudian dia berbalik dan meninggalkanku tak berdaya.

Kulihat punggung Naina semakin menjauh tak sedikitpun tersisa senyum dari bibir merahnya yang merekah. Yang beberapa waktu lalu merubah kata menjadi mantra.

Sementara tubuh dan dadaku bergetar hebat merasakan cinta dan luka penghianatan secara bersama-sama.

Hari ini 20 Maret 2021 kisah Pengantin Bayang-Bayang Virtual abadi di media lokal dan ada namaku 'Alin' di dalam kisahnya.

Surabaya, Juli 2021