Cerita bersambung kisah poligami sedih menyentuh hati (berbagi suami)
Cerita bersambung kisah Poligami sedih menyentuh hati berbagi suami. Pengertian suami adalah seorang pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yang telah menikah dan suami yang baik adalah pelaku dalam pernikahan yang memimpin dan mencari nafkah untuk keluarga.
Mungkin begitulah sekilas tentang makna suami berikut ini adalah cerita bersambung tentang kisah seorang istri yang rela dimadu dalam cerbung berbagi suami, selengkapnya disimak saja berbung nya berikut ini.
Berbagi Suami 01 Author: Ersu Ruang Sunyi
Perempuan mana yang rela berbagi suami dengan perempuan lain? Berbagi kebahagiaan dan berbagi ranjang?. Terlebih di saat pernikahan masih seumur jagung, di saat manis madu di teguk ada madu lain yang ingin di halalkan oleh sang suami.
Davira namaku, seorang istri yang memintal manis madu rumah tangga, di balik teduh mahligai janji suci, kebahagiaan begitu sempurna untukku karena memiliki suami yang teramat sangat menyayangiku, pernikahan sudah berjalan dua tahun, namun serasa masih dalam suasana hanimunan, ya, karena belum di karuniai buah hati, jadi setiap saat aku habiskan waktu bersama suamiku yang teramat sangat tampan juga penyayang.
Malam menjelang tidur, seperti biasa, beliau bercerita kegiatannya seharian ini, begitu pun dengan diriku, sambil mengecup keningku, suamiku berkata jika ia berniat untuk menikah lagi, sesaat aku terdiam, dan berasa jika dunia berhenti berputar seketika untuk beberapa detik.
"Yank, aku ingin menikah lagi, bolehkah?" ucapnya, sambil mengecup keningku.
Sesaat aku terdiam.
"Asal aku tahu siapa perempuannya, yang telah mencuri sebagian hatimu dariku yank, aku tidak keberatan jika itu membuatmu bahagia," ucapku lirih, sambil membalas kecupannya.
Malam itu terasa dingin, walau tubuhku di peluk oleh hangatnya, tubuh bidang itu, namun terasa membeku, ya, hatiku membeku.
Paginya di saat aku menyiapkan sarapan, suamiku untuk ke dua kalinya berkata jika ia berniat melamar perempuan yang ingin di nikahinya, dengan detak jantung yang saling berkejaran, kucoba mengatur ritme detak yang tak beraturan itu secara perlahan.
"Ya sudah, tentukan waktunya yank, kapan mau pergi lamarannya? biar aku siapkan semuanya, tentu pergi lamarannya bersamaku juga kan yank?" ucapku sambil tersenyum, dan mengocek teh manis hangat kesukaannya.
Aku bergegas ke dapur untuk mengambil rebus telur ayam kampung untuk pelengkap sarapan. Sesaat aku berdiri depan kulkas dua pintu dan menyender, sambil menarik ujung kerudung, agar bulir bening itu sedikit tertahan, lalu aku kembali ke meja makan.
"Yank, nanti lamarannya. Tapi belum beli cincinnya, kamu bisa kan Carikan cincin model seperti ini," ucap suamiku sambil memperlihatkan model cincin di handphone nya.
"Tentu yank, nanti aku akan carikan. Jam berapa pergi lamarannya?" tanyaku
"Ba'da isya, nanti kamu bersiap saja setelah isya," ucapnya sambil beranjak untuk pergi. Aku pun mencium tangannya seperti biasa.
Langkah ini serasa melayang, daun-daun berguguran dari ranting, sama halnya dengan segala kebahagiaanku yang berguguran terhempas angin. Cincin lamaran telah kubelikan sesuai dengan ukuran yang di minta oleh suamiku. Tinggal menunggu nanti setelah isya, aku akan pergi melamar calon istri kedua buat suamiku.
Bersambung ke: kisah seorang istri yang rela dimadu