Skip to main content

Cerpen: Kenangan manis yang tidak dapat dilupakan

Kenangan manis yang tidak dapat dilupakan adalah cerita pendek tentang kenangan masa lalu yang masih selalu bernostalgia dalam pikiran setelah sendiri sehingga sulit dilupakan.

Cerita tentang kenangan masa lalu ini diceritakan dalam cerpen berjudul "Rindu aku yang dulu"

Bagaimana kata-kata rindu jaman dulu dan kata-kata sepanjang jalan kenangan dalam cerpen rindu dengan tema cerpen kenangan manis yang dipublikasikan blog fiksi.

Selengkapanya disimak saja contoh karangan kenangan manis yang tidak dapat dilupakan dibawah ini.

Cerpen: Rindu Aku yang Dulu Autor: Rosana

Dulu aku tak pernah mengerti apa artinya cinta sebelum aku merasakan perihnya terluka. Tak pernah terfikir olehku, seorang gadis lugu jatuh hati pada seorang pria.

Dulu aku takut dengan semua pria, karna ku anggap semua pria sama saja. Teman-temanku yang pernah merasakan pacaran, mereka semua bercerita jika cinta itu sangat indah, cinta itu buta, cinta itu membawa kita terbang ke angkasa, namun cinta kadang juga membuat luka.

Cinta.. cinta.. cinta.. apa sih itu cinta.. hhhh.. aku nggak ngerti dengan semua yang teman-temanku katakan. Mungkin di usiaku yang sudah hampir tiga puluh tahun belum pernah dekat dengan seorang pria membuatku tak mengerti apa artinya cinta. Sempat terbesit dalam fikiranku ingin memiliki pacar seperti teman-temanku.

Namun, aku orang sangat kurang percaya diri. Penampilanku tak seperti teman-temanku yang bisa tampil cantik dan menarik. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan pasangan. Sedangkan aku, aku hanya gadis lugu yang hanya biasa dan apa adanya.

Suatu hari, aku bertemu dengan pria yang seusia denganku. Mungkin sedikit lebih tua. Menurutku, dia orang yang menarik. Aku sering ketemu dia di supermarket dekat rumahku. Entah karna kebetulan, atau memang takdir Tuhan, aku juga tak tau.

Waktu itu, tak sengaja kita membeli barang yang sama. Sedangkan barang yang mau ku beli hanya tinggal satu. Tangan kita saling memegang.

"Eh, maaf.. mbak mau beli ini juga? Ya sudah, buat mbak saja." pria itu langsung menarik tangannya yang kebetulan tak sengaja memegang tanganku.

"Iya mas, mas juga ingin membelinya juga. Waaah.. sayang cuma tinggal satu." jawabku yang langsung memasukkannya dalam tas belanja.

Sejak pertemuanku dengan mas Angga, aku jadi mulai dekat dengannya. Kami saling tukar nomor HP, dan mas Angga pun mulai sering menghubungiku meski kadang hanya sekedar menyapa ataupun mengingatkan ku agar aku tak telat makan.

Sebelumnya, aku tak pernah dekat dengan pria. Dan perhatian mas Angga, sungguh membuatku meleleh. Aku yang dulu selalu cuex dengan pria, sekarang jadi menunggu pesan dari mas Angga meski aku tak pernah menyapa mas Angga duluan.

Entah kenapa mas Angga membuatku mulai ada rindu. Rindu sapaannya, rindu perhatiannya, rindu tatapan matanya, rindu aroma tubuhnya, dan rindu dekapan hangatnya.

Mas Angga satu-satunya pria yang membuatku jatuh hati.

Hhhh.. salahku juga.. baru pertama aku jatuh hati, aku sudah memberikan separuh hatiku untuknya. Saat mas Angga tiba-tiba pergi dari hidupku, seakan gelap seluruh duniaku.

Sudah satu tahun mas Angga tak ada kabar berita. Nomor HP nya pun tak bisa aku hubungi.

Maass.. kamu dimana.. kamu kemana.. apa kabarmu.. apa kamu baik-baik saja.. apa kamu masih mengingatku.. atau sudah lupakan aku.

Pertanyaan itu selalu hadir di fikiranku. Membuat gundah hatiku. Entahlah.. sejak mas Angga pergi begitu saja, aku masih belum percaya dan masih belum terbiasa.

Sore itu, aku sedang duduk di teras. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan rumahku. Waktu itu, aku tak begitu memperhatikan siapa yang datang. Namun setelah dia turun dari mobil, aku baru tau ternyata dia adalah mas Angga. Waktu itu dia datang sendiri.

"Sore Vy.. kamu apa kabar?"

"Mas Angga, kamu kemana saja mas?

Kamu nggak ngabari aku sama sekali. Tiba-tiba hilang begitu saja." tanyaku pada mas Angga.

"Aku sudah menikah Vy.. dengan wanita pilihan orangtuaku.

Waktu itu, aku bingung harus bagaimana. Aku takut kamu sedih dan marah padaku.

Tapi kamu harus tau. Aku nggak ingin kamu menunggu. Karna aku sudah beristri." mas Angga berusaha menjelaskan padaku.

Tak sepatah kata pun keluar dari bibirku.

Aku hanya diam, namun air mataku terus mengalir di pipiku.

Mas Angga tau keadaanku.

Dia langsung mendekatiku dan memelukku sambil mengusap pipiku.

Pelukan dan sentuhan hangat mas Angga memang mengobati rasa rinduku. Namun juga menghancurkan hatiku. Penantian yang selama ini menyiksa batinku, ternyata menambah luka di hatiku.

"Maafkan aku Vy.. aku tak bisa berbuat apa-apa. Dan semua sudah terjadi.

Terimakasih untuk cintamu selama ini. Terimakasih untuk penantianmu selama ini. Dan terimakasih untuk cerita indah yang pernah ada di antara kita. Kamu tetap akan menjafi bagian di hidupku. Karna kamu begitu tulus mencintaiku dan membuatku mengerti apa artinya cinta.

Tapi cerita kita cuma bisa sampai disini. Kamu harus tetap melanjutkan hidupmu. Dan yakin akan ada pria yang baik yang akan mencintaimu.

" perlahan mas Angga melepaskan pelukannya dan meninggalkan satu kotak berwarna merah di meja.

Entah apa yang kurasakan saat itu, aku tak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.

Satu bulan sejak mas Angga pergi dariku, aku baru bisa membuka kotak merah yang ditinggalkan mas Angga untukku. Ku buka perlahan, ku dapati sebuah buku diary dan di dalamnya terselip foto kami berdua.

Ku tutup kembali kotak itu. Dan hanya aku simpan dalam lemariku. Tak ingin lagi membuka kenangan dan luka lama dalam hatiku.

Entahlah.. apakah aku masih bisa menjalin hubungan dengan pria selain mas Angga. Apakah aku bisa percaya dengan pria selain dia. Apakah masih ada rasa yang tersisa.. entahlah.. hanya waktu yang akan menjawabnya.

-Selesai-