Skip to main content

# Sejarah peringatan maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

Menurut sejarah Islam Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di kota Mekkah dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.

Pada saat itu kota Mekkah diserang pasukan Gajah di bawah pimpinan Raja Abrahah, sehingga tahun kelahiran Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam disebut juga tahun Gajah.

Dalam sejarah kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, sang ayah meninggal dunia sebelum Nabi Muhammad lahir dan ibunya menghembuskan napas terakhir saat Nabi berusia 6 tahun

Dibawah ini adalah sejarah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai tradisi umat islam, nilai yang terkandung sampai peringatan maulid Nabi di Indonesia. dirangkum dari berbagai sumber

Sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, nilai yang terkandung dan Sejarah Maulid Di Indonesia

Bagaimanakah sejarah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan? Dalam sejarah Islam perayaan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Namun terdapat tiga teori tentang awal mula diadakannya peringatan Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

Tiga Versi Sejarah Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari detik.com diantara 3 versi dan teori sejarah awal mula diadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW diantaranya:

1. Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi)

Teori pertama tentang sejarah maulid Nabi, perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 hijriyah.

Perayaan dilakukan sebagai salah satu perayaan saja. Selain itu, mereka juga mengadakan perayaan hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fatimah, dan lainnya.

2. Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah

Teori kedua, Sejarah Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Al-Kaukabri pada awal abad ke 7 Hijriyah.

Dikisahkan, saat perayaan Maulid Nabi dilakukan Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Ia juga memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin.

Dikutip dari pn-marabahan.go.id, Dalam kitab Tarikh, Ibn Katsir berkata:

"Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil - semoga Allah merahmatinya."

Kemudian, Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi menjelaskan tentang peringatan tersebut Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama.

Ulama yang hadir adalah para ahli dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya.

Sultan Al-Muzhaffar telah melakukan berbagai persiapan sejak tiga hari sebelum peringatan Maulid Nabi.

Dia menghidangkan ribuan kambing dan unta kepada hadirin yang ikut memperingati Maulid Nabi. Sebagian ulama saat itu membenarkan dan menyetujui tindakan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka beranggapan Maulid Nabi baik untuk diperingati dengan cara bersedekah seperti itu.

Dalam kitab Wafayat Al-A`yan, Ibn Khallikan menceritakan Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Maroko menuju Syam, kemudian ke Irak.

Ketika Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia berpendapat Sultan Al-Muzhaffar sangat perhatian terhadap perayaan Maulid Nabi.

Kemudian, Al-Hafizh Ibn Dihyah menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi berjudul "Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir". Buku tersebut dihadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.

3. Sejarah maulid Nabi Muhammad SAW dari masa dinasti ayyubiyah

Teori yang terakhir, perayaan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih.

Tujuannya merayakan Maulid Nabi untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem.

Ahmad bin 'Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ

Artinya:

"Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah 'Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari'at Islam di kala itu."

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin 'Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ بِهَا وَيَظْهَرُ

Artinya:

"Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi'ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semakin terbesar luas."

Siapa Sultan Shalahuddin Al Ayyubi? Shalahuddin Al Ayyubi adalah seorang ulama dan jenderal pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini).

Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Ia dikenal dengan nama julukannya Salahuddin Ayyubi/Saladin/Salah ad-Din

Terlepas dari beberapa versi diatas yang terpenting makna, tujuan dan manfaat dari peringatan Maulid Nabi adalah mengingatkan kita tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW.

Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Rasulullah SAW, dan sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Maulid Nabi di Indonesia

Mengenai sejarah singkat maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di Indonesia

Di Indonesia sendiri sejarah Maulid Nabi Muhammad berkembang di tangan Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam.

Maka dari itu, Maulid Nabi Muhammad SAW digagas oleh Wali Songo juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin.

Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.

Nilai - Nilai yang Terkandung Dalam Maulid Nabi Muhammad SAW

Nilai yang terkandung dalam sejarah Maulid Nabi kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, setidaknya ada emapt yaitu:

1. Nilai spiritual

Nilai spiritual yang didapatkan dari perayaan Maulid Nabi adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad.

Ekspresi kegembiraan dalam perayaan tersebut merupakan ceriminan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad merupakan sosok Nabi yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Sehingga, umat Islam wajib meneladani sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad.

Dengan mengingat Maulid Nabi, maka hati akan tergerak mengucap shalawat Nabi dan amalan-amalan lain.

2. Nilai moral

Nilai moral yang dapat diambil dari perayaan Maulid Nabi adalah menyimak akhlak terpuji dari Nabi Muhammad SAW.

Adapun akhlak terpuji itu merupakan ajaran moral yang baik untuk seluruh umat manusia. Kemudian, diharapkan umat manusia dapat mempraktikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, nasihat dan pengarahan dari para ulama dalam perayaan Maulid Nabi juga dapat menjadi tuntunan dan bimbingan agama.

3. Nilai sosial

Nilai sosial dari adanya perayaan Maulid Nabi adalah terjalinnya hubungan yang baik antar manusia. Hubungan tersebut menggambarkan kerukunan umat Islam dalam membantu sesama.

Terutama bagi orang yang menyediakan hidangan dan jamuan bagi para tamu dari golongan fakir miskin.

Maulid Nabi bisa menjadi tradisi untuk mensyukuri rahmat Allah yang diberikan melalui perayaan Maulid Nabi.

4. Nilai persatuan

Nilai persatuan berkaitan erat dengan nilai sosial. Nilai persatuan menggambarkan persatuan umat Islam dalam memperingati Maulid Nabi.

Umat Islam bersatu dalam suasana suka cita menyambut peringatan kelahiran Nabi Muhammad.

Selain itu, Maulid Nabi juga mengingatkan tentang perayaan Maulid Nabi pada masa Perang Salib yang dapat mempersatukan kekuatan dan kebersamaan para pejuang Islam.

Demikianlah sejarah tentang maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, semoga bermanfaat