Skip to main content

Kepahitan hidup dalam percintaan | Jangan panggil aku tuan muda part 07

Kepahitan hidup dalam percintaan adalah episode ke tujuh cerita bersambung jangan panggil aku tuan muda,

Di episode 07 ini menceritakan, cerita pahit tentang cinta dan kehidupan, mengenai pahitnya hidup berpisah dengan orang tua dan harus kehilangan calon suaminya karena kecelakaan.

JANGAN PANGGIL AKU TUAN MUDA 07

Siang ini Eno sedang duduk sendiri membaca tabloid,juga terdengar lagu CINTA DALAM HATI yang dinyanyikan Ungu dari speaker yang terhubung bloototh hp Eno.

Saat ini Eno memang lagi gak ada kegiatan mengajar,jadi bisa santai sejenak.

Tiba tiba ada suara salam dari luar,

"Assalamualaikum mbak Eno,"

"Walaikumsalam,oh Aida ayo masuk,sendirian saja to ? Jawab Eno antusias.

"Diantar mas Arkhan,itu diluar sedang ngobrol dengan pak haji Amin," kata Aida sambil menunjuk diluar pintu gerbang.

"Ayo masuk sini," Eno meraih tangan Aida

Jangan panggil aku tuan muda part 06

"Disini saja mbak,cuma mau antar undangan pengajian ," Aida mengulurkan sebuah undangan foto kopian.

"Oh ya makasih,Inshaallah datang," jawab Eno

"Aida pamit dulu ya,masih banyak yang mau diantar," pamit Aida.

Eno mengantar sampai pintu gerbang,dilihatnya Arkhan menyalami pak haji dan mencium tangannya,tampaknya cara menghormati orang yang lebih tua.

Eno kembali merasakan kegundahan,setiap ketemu Arkhan selalu saja hatinya tersiksa,dilema ini begitu membuatnya semakin merana.

Tak terasa air mata membasahi pipi Eno,meratapi kisah hidupnya yang begitu menyedihkan,seakan takdir tak adil pada dirinya yang harus merasakan kepahitan dalam percintaan.

Jangan panggil aku tuan muda part 05

Dari awal mengenal cinta harus terpisah hanya karena orang tua Eno tak merestui hubungannya,dan ketika kuliah disaat menikmati manisnya cinta harus kehilangan calon suaminya karena kecelakaan.

Dan sejak itu Eno sering melamun,merasa tak mampu menerima kenyataan,namun disisi lain orang tuanya menuntut Eno untuk dapat meraih gelar sarjana,dan semua itu akhirnya dapat diraih oleh Eno hingga bisa menjadi pengajar walau masih honorer.

Namun ternyata kepahitan hidup masih harus dialami Eno.

Ketika itu Eno jadi guru honoren di sebuah desa di Blora,desa yang agak terpencil,terkadang jarak hanya bisa ditempuh dengan sepeda kayuh atau jalan kaki.

Terkadang Eno merasa tidak nyaman di desa yang sepi.hingga suatu hari Eno mengalami pelecehan s*ksual.

Bersambung ke: Jangan panggil aku tuan muda bagian 08